Teori
Kognitif dari Bruner dan Teori Belajar Bermakna dari Ausubel
Ringkasan
Jerome Bruner dilahirkan dalam tahun 1915. Jerome Bruner, seorang
ahli psikologi yang terkenal telah banyak menyumbang dalam penulisan teori
pembelajaran, proses pengajaran dan falsafah pendidikan.Menurut Bruner belajar
memerlukan 3 proses yang hampir langsung bersamaan.Bruner juga membagi
perkembnagan kognitif anak atas tahap-tahap tertentu yakni : enaktif, ikolik,
simbolik.Kurikulum Spiral yaitu perkembangan kognitif yang dapat ditingkatkan
dengan cara mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan
tingkat perkembangan.Dalam hubungannya dengan matematika Bruner merumuskan 4
teorima tentang matematika yaitu :Teorima konstruksi, teorima notasi, teorima
pengkontrasan dan variasi, teorima konektivitas.
Ausubel
mengemukakan bahwa belajar menerima dan belajar menemukan adalah dua hal yang
berbeda.Pada belajar menerima,isi pokok yang akan dipelajari diberikan kepada
siswa dalam bentuk catatan .Ausubel juga menjelaskan bahwa perbedaan antara
belajar hafalan dan belajar bermakna sering dicampuradukkan dengan perbedaan
antara belajar menerima dan belajar menemukan. Faktor-faktor utama yang
mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang
ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu
dan pada waktu tertentu.
Pendahuluan
Manusia dewasa
mempunyai lebih dari 100 milyar neuron, yang satu sama lain berhubungan secara
spesifik dan rumit sehingga memungkinkan untuk mengingat, melihat, belajar,
berpikir, kesadaran dan lain-lain (Schatz 1992). Struktur otak terbentuk sesuai dengan program yang
secara biologis tersimpan dalam DNA, dan organ tersebut baru bekerja
setelah selesainya seluruh penataan yang rumit tersebut.
Pada saat baru lahir, hampir seluruh neuron yang harus
dimiliki sudah ada, tapi berat otaknya hanya ¼ dari otak dewasa. Otak menjadi
bertambah besar karena pembesaran neuron, bertambahnya jumlah akson dan
dendrit sesuai dengan perkembangan hubungan antar sesamanya. Untuk
menyempurnakan perkembangan maka anak kecil harus diberi rangsangan melalui
raba, speech (berbicara) dan images (daya hayal) (Bloom 1988, Schatz 1992).
Menurut Bloom (1988) defenisi belajar adalah perubahan
tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Secara praktis
dan diasosiasikan sebagai proses memperoleh informasi . Menurut Kupferman
(1981) belajar adalah proses dimana manusia dan binatang menyesuaikan tingkah
lakunya sebagai hasil dari pengalaman .
Memori ingatan adalah proses dimana informasi belajar
disimpan dan dapat dibaca kembali (dikeluarkan kembali). Ingatan atau memory
tidaklah sesederhana seperti ini. Memory adalah proses aktif, karena ilmu
pengetahuan berubah terus, selalu diperiksa dan diformulasi ulang oleh pikiran
otak kita. Menurut Jerome Bruner manusia mempunyai kapasitas dan
kecendrungan untuk berubah karena menghadapi kejadian yang umum. Ingatan
mempunyai beberapa fase, yaitu waktunya sangat singkat (extremely short
term)/ingatan segera (immediate memory) (item hanya dapat disimpan dalam
beberapa detik). Ingatan jangka pendek (short term) (items dapat ditahan dalam
beberapa menit), ingatan jangka panjang (long term) (penyimpanan berlangsung
beberapa jam sampai seumur hidup).
Pembahasan
Jerome Bruner dilahirkan dalam tahun 1915. Jerome Bruner, seorang
ahli psikologi yang terkenal telah banyak menyumbang dalam penulisan teori
pembelajaran, proses pengajaran dan falsafah pendidikan. Bruner bersetuju
dengan Piaget bahawa perkembangan kognitif kanak-kanak adalah melalui
peringkat-peringkat tertentu. Walau bagaimanapun, Bruner lebih menegaskan
pembelajaran secara penemuan yaitu mengolah apa yang diketahui pelajar itu
kepada satu corak dalam keadaan baru (lebih kepada prinsip konstruktivisme). Beliau bertugas sebagai profesor
psikologi di Universiti Harvard di Amerika Syarikat dan dilantik sebagi
pengarah di Pusat Pengajaran Kognitif dari tahun 1961 sehingga 1972, dan
memainkan peranan penting dalam struktur Projek Madison di Amerika
Syarikat. Setelah itu, beliau menjadi seorang profesor Psikologi di
Universiti Oxford di England.
A.
Teori
Kognitif dari Bruner
Menurut Jerome
Bruner , belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan,
yakni :
a) Memperoleh informasi baru.
Informasi baru dapat merupakan penghalusan dari informasi seelumnya yang
dimiliki seseorang atau informasi tersebut dapat bersifat sedemikian rupa
sehingga berlawanan dengan informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang.
b) Transformasi informasi.
Transformasi informasi / pengetahuan menyangkut cara kita memperlakukan
pengetahuan.Informasi yang diperoleh , kemudian dianalisis , diubah atau
ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat
digunakan untuk hal – hal yang lebih luas.
c) Evaluasi.
Evaluasi merupakan proses menguji relevasi dan ketepatan pengetahuan.Proses ini
dilakukan dengan menilai apakah cara kita memperlakukan pengetahuan tersebut
cocok atau sesuai dengan prosedur yang ada.
Pendewasaan
pertumbuhan intlektual atau pertumbuhan kognitif seseorang menurut Bruner (
Dahar , 1989 ), adalah sebagai berikut :
a) Pertumbuhan intlektual
ditunjukan oleh bertambahnya ketidaktergantungan respons dari sifat stimulus.
Dalam pertumbuhan intlektual ini , adakalanya kita melihat bahwa seorang anak mempertahankan
suatu respons dalam lingkungan stimulus yang berubah-ubah , atau belajar
mengubah responsnya dalam lingkungan stimulus yang tidak berubah .Sehingga
melalui pertumbuhan seseorang dapat memperoleh kebebasan dari pengontrolan
stimulus melalui proses – proses perantara yang mengubah stimulus sebelum
respons.
b) Pertumbuhan intlektual
tergantung pada bagaimana seseorang menginternalisasikan peristiwa–peristiwa
menjadi suatu system penyimpanan ( storage system ) yang sesuai dengan
lingkungan. Sistem inilah yang memungkinkan peningkatan
kemampuan anak untuk bertidak diatas informasi yang diperoleh pada suatu
kesempatan.
c)
Pertumbuhan intlektual menyangkut peningkatan kemampuan seseorang
untuk berkata pada dirinya sendiri atau kepada orang lain , degan pertolongan
kata – kata dan symbol – symbol , apa yang telah dilakukannya atau akan
dilakukannya.
Bruner
membagi perkembangan kognitif anak atas tahap – tahap tertentu.Menurut Bruner
ada 3 tahap , yakni :
1. Enaktif(
enactive )
Tahap ini merupakan tahap representasi pengetahuan dalam melakukan
tindakan . Pada tahap ini anak dalam tahap belajarnya
menggunakan atau memanipulasi obyek – obyek secara langsung.
2. Ikonik ( iconic )
Tahap yang merupakan perangkuman bayangan secara visual.Pada
tahap ini anak melihat dunia melalui gambar – gambar atau visualisasi.Dalam
belajarnya , anak tidak memanipulasi obyek – obyek secara langsung, tetapi
sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan gambaran dari obyek.
3. Simbolik ( Symbolic )
Tahap ini merupakan tahap memanipulasi symbol – symbol secara
langsung dan tidak lagi menggunakan obyek – obyek atau gambaran obyek.Pada
tahap ini anak memiliki gagasan – gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi
bahasa dan logika.
Menurut Bruner, untuk mengajarkan
sesuatu tidak perlu ditunggu sampai anak mencapai suatu tahap perkembangan
tertentu.Apabila bahan yang diberikan diatur dengan baik , maka anak dapat
belajar meskipun usianya belum memadai.Jadi perkembangan kognitif seseorang
dapat ditingkatkan dengan cara mengatur bahan yang akan dipelajari dan
menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya.Penerapan teori Bruner ini dikenal sebagai “ Kurikulum spiral “.
Dalam model intruksional , Bruner
memperkenalkan model yang dikenal dengan nama belajar penemuan ( Discovery
learning ). Dalam belajar penemuan ini siswa akan berperan lebih aktif . Siswa
berusaha sendiri memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan tertentu.Dengan
cara ini akan memperoleh pengetahuan yang benar – benar bermakna.
Menurut Dahar,pengetahuan yang
diperoleh dengan belajar penemu mempunyai beberapa kebaikan , yakni :
a) Pengetahuan
itu bertahan lama atau lama dapat diingat atau lebih mudah diingat , bila
dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara – cara lain.
b) Hasil
belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada prinsip
belajar lainnya.Dengan kata lain , konsep – konsep dan prinsip – prinsip yang
dijadikan milik kognitif seseorang lebih mudah diterapkan pada situasi baru.
c) Secara
menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk
berfikir secara bebas.Secara khusus belajar penemuan melatih ketrampilan – ketrampilan
kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang
lain.
Dalam
pembelajaran matematika, Bruner merumuskan adanya 4 teorema tentang belajar
matematika , yakni sebagai berikut :
a. Teorema
konstruksi ( contruction theorem )
Menyatakan bahwa cara terbaik bagi siswa untuk mulai belajar konsep
dan prinsip didalam matematika adalah dengan mengkontruksikan konsep dan
prinsip tersebut.Menurut bruner , khusus siswa yang
lebih muda harus mengkonstruksikan sendiri gagasan – gagasan yang
dipelajarinya.Dan akan lebih baik jika ia menggunakan bantuan benda – benda
konkrit.
b. Teorema notasi ( notation theorem )
Menyatakan bahwa konstruksi atau penyajian awal dapat dibuat lebih
sederhana secara kognitif dan dapat dipahami lebih baik oleh siswa
, jika kontruksi tersebut berisi notasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan
mental siswa.Dengan meggunakan notasi , siswa diharapkan dapat mengembangkan
gagasan – gagasan yang berupa prinsip – prinsip dan bahkan dapat mengkreasikan
prinsip – prinsip baru.
c. Teorema Pengontrasan dan variasi ( contrast
and variation theorem )
Menyatakan bahwa prosedur belajar gagasan – gagasan matematika yang
berjalan dari konkrit ke abstrak harus disertakan pengontrasan dan variasinya.Suatu
konsep matematika akan lebih bermakna bagi siswa,jika dalam penyajiannya konsep
itu dibandingkan dengan konsep lainnya , konsep tersebut dipertentangkan dengan
konsep lainnya.
d. Teorima konektivitas ( connectivity theorem )
Menyatakan bahwa dalam matematika setisp konsep,sruktur dan
keterampilan dihubungkan dengan konsep ,struktur dan ketrampilan yang lain.Konektivitas
terstruktur antara elemen – elemen dalam setiap cabang matematika memungkinkan
penalaran matematika yang analitis dan sintetis, serta lompatan intuitif dalam
berfikir matematika.
Bruner juga memperkenalkan “Teori
Intrumentalisme “ yang menekankan bahwa bahasa merupakan alat pemikiran manusia
untuk menyempurnakan dan mengebangkan pikiran.Bahasa dapat membantu manusia
agar dapat berfikir lebih sistematis.Menurut Bruner, peranan bahasa yang utama
dalam meningkatkan pemikiran adalah dengan lahinya 4 jenis heuristic melalui
bahasa,yakni ;
i.
Transformasi
untuk menjelaskan lagi kenyataan dengan cara bergerak kearah pelahiran pikiran
yang tinggi perumusannya.
ii.
Idealisasi, yang melibatkan kemampuan
berdebat
iii.
Ekspansi,pengabungan
dan penyekatan yang melibatkan cara pengurai contoh – contoh
iv.
Eksplikasi
tujuan yang melibatkan kemampuan penutur membuat tujuannya jelas kepada dirinya
sendiri dan kapada pendengarnya.
Ciri
khas Teori Pembelajaran Menurut Bruner
a)
Empat Tema tentang Pendidikan
Tema pertama mengemukakan pentingnya
arti struktur
pengetahuan. Hal ini perlu karena dengan struktur pengetahuan
kita menolong siswa untuk untuk melihat, bagaimana fakta-fakta yang
kelihatannya tidak ada hubungan, dapat dihubungkan satu dengan yang lain.Tema kedua
adalah tentang kesiapan untuk belajar. Menurut Bruner
kesiapan terdiri atas penguasaan ketrampilan-ketrampilan yang lebih sederhana
yang dapat mengizinkan seseorang untuk mencapai kerampilan-ketrampilan yang
lebih tinggi.Tema ketiga adalah menekankan nilai intuisi dalam proses
pendidikan. Dengan intuisi, teknik-teknik intelektual untuk sampai pada
formulasi-formulasi tentatif tanpa melalui langkah-langkah analitis untuk
mengetahui apakah formulasi-formulasi itu merupaka kesimpulan yang sahih atau
tidak.Tema keempat adalah tentang motivasi atau keingianan untuk belajar
dan cara-cara yang tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi itu.
b)
Model dan Kategori
Pendekatan Bruner terhadap belajar
didasarkan pada dua asumsi. Asumsi pertama adalah bahwa perolehan pengetahuan merupakan
suatu proses interaktif. Berlawanan dengan penganut teori perilakau
Bruner yakin bahwa orang yang belajar berinteraksi dengan lingkungannya secara
aktif, perubahan tidak hanya terjadi di lingkungan tetapi juga dalam diri orang
itu sendiri.
Asumsi
kedua adalah bahwa orang mengkontruksi pengetahuannya dengan menghubungkan
informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan yang diperoleh sebelumnya,
suatu model alam (model of the world). Model Bruner
ini mendekati sekali struktur kognitif Aussebel. Setiap model seseorang khas
bagi dirinya. Dengan menghadapi berbagai aspek dari lingkungan kita, kita akan
membentuk suatu struktur atau model yang mengizinkan kita untuk mengelompokkan
hal-hal tertentu atau membangun suatu hubungan antara hal-hal yang
diketahui.
c)
Belajar
sebagai Proses Kognitif
Bruner mengemukakan bahwa belajar
melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses itu
adalah (1) memperoleh informasi baru, (2) transformasi informasi dan (3)
menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan (Bruner, 1973).
Informasi baru dapat merupakan
penghalusan dari informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang atau informasi
itu dapat bersifat sedemikian rupa sehingga berlawanan dengan informasi
sebelumnya yang dimiliki seseorang. Dalam transformasi pengetahuan seseorang
mempelakukan pengetahuan agar cocok dengan tugas baru. Jadi, transformasi
menyangkut cara kita memperlakukan pengetahuan, apakah dengan cara ekstrapolasi
atau dengan mengubah bentuk lain.
Ciri khas Teori Bruner dan perbedaannya
dengan teori yang lain
Teori Bruner mempunyai ciri khas
daripada teori belajar yang lain yaitu tentang ”discovery” yaitu
belajar dengan menemukan konsep sendiri. Disamping itu, karena
teori Bruner ini banyak menuntut pengulangan-penulangan, maka desain yang
berulang-ulang itu disebut ”kurikulum spiral kurikulum”. Secara singkat,
kurikulum spiral menuntut guru untuk memberi materi pelajaran setahap demi
setahap dari yang sederhana ke yang kompleks, dimana materi yang sebelumnya
sudah diberikan suatu saat muncul kembali secara terintegrasi di dalam suatu
materi baru yang lebih kompleks. Demikian seterusnya sehingga siswa telah
mempelajari suatu ilmu pengetahuan secara utuh.
Bruner berpendapat bahwa seseorang
murid belajar dengan cara menemui struktur konsep-konsep yang dipelajari. Anak-anak
membentuk konsep dengan melihat benda-benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan
perbedaan. Selain itu, pembelajaran didasarkan kepada merangsang siswa
menemukan konsep yang baru dengan menghubungkan kepada konsep yang lama
melalui pembelajaran penemuan.
B.
Teori Belajar Bermakna dari Ausubel
Menurut David
P.Ausubel belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi.Dimensi pertama
berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan kepada
siswa,melalui peneriaan atau penemuan.Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana
siswa dapat mengaitkan informasi tersebut pada sruktur kognitif yang telah ada.
Pada tingkat
pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa dalam bentuk
:
Ø Belajar
penerimaan (reception learning) yang menyajikan informasi tersebut dalam betuk
final.
Ø Belajar
penemuan (discovery learning) yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri
sebagian atau seluruh materi yang dipelajari.
Pada
tingkat kedua siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi tersebut pada
konsep – konsep dalam struktur kognitifisme ; dalam hal ini terjadi “ belajar
bermakna (meaningful learning)”.Siswa mungkin saja tidakmengaitkan informasi
tersebut pada konsep – konsep yang aulida dalam struktur kognitifnya ; siswa
hanya terbatas menghapal informasi baru;dalam hal ini terjadi “ belajar hafalan
( rote learning )”.Collette dan Chiappetta menggambarkan kedua dimensi ini dalam
suatu salib sumbu.Sumbu vertical menyatakan dimensi pertama sedangkan sumbu
horizontal menyatakan dimensi kedua.
Meaningful
Learning
|
Discovery
Learning
|
Rote
learning
|
Reception
Learning
|
Gambar.Dua
dimensi belajar dari D.P Ausubel
Ausubel
mengemukakan bahwa belajar menerima dan belajar menemukan adalah dua hal yang
berbeda.Pada belajar
menerima,isi pokok yang akan dipelajari diberikan kepada siswa dalam bentuk
catatan .Ausubel juga menjelaskan bahwa perbedaan antara belajar
hafalan dan belajar bermakna sering dicampuradukkan dengan perbedaan antara
belajar menerima dan belajar menemukan.Pencampuradukkan ini disebabkan adanya
anggapan bahwa belajar menerima adalah hafalan,sedangkan belajar menemukan
adalah bermakna.
Menghafal sebenarnya
mendapatkan informasi yang terisolasi sedemikian hingga siswa tidak dapat
mengaitkan informasi yang diperoleh tersebut ke dalam sruktur kognitifnya.
Belajar hafalan
adalah suatu proses belajar yang dilakukan dengan mengingat kata demi kata
.sedangkan belajar bermakna merupakan rangkaian proses belajar yang memberikan
hasil yang bermakna.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna
menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan
pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu.
Sifat-sifat struktur kognitif menentukan validitas dan kejelasan arti-arti yang
timbul waktu informasi baru masuk ke dalam struktur kognitif itu; demikian pula
sifat proses interaksi yang terjadi. Jika struktur kognitif itu stabil, dan
diatur dengan baik, maka arti-arti yang sah dan jelas atau tidak meragukan akan
timbul dan cenderung bertahan. Tetapi sebaliknya jika struktur kognitif itu
tidak stabil, meragukan, dan tidak teratur, maka struktur kognitif itu
cenderung menghambat belajar dan retensi.
Demikian pemaparan dari dua dimensi pembelajaran tersebut
terdapat empat kemungkinan tipe belajar,yakni :
o
Belajar menerima yang bermakna
Ini
terjadi bila informasi
yang telah disusun secara logic disajikan kapada siswa dalam bentuk final.Selanjutnya
siswa menghubungkan informasi baru tersebut dengan struktur kognitif yang telah
ia miliki.
o
Belajar penemuan yang bermakna
Ini
terjadi bila informasi
pokok ditemukan oleh siswa.Siswa kemudian menghubungkan pengetahuan baru tersebut dengan
struktur kognitif yang dimilikinya.
o
Belajar menerima yang hapalan(tidak
bermakna)
Ini
terjadi bila informasi
disajikan kepada siswa dalam bentuk final,siswa kemudian menghapalnya.
o
Belajar penemuan yang hapalan ( tidak
bermakna )
Ini
terjadi bila informasi
pokok ditemukan oleh siswa.Siswa kemudian menghapal pengetahuan baru tersebut.
Langkah
– langkah belajar bermakna Ausubel adalah :
1. Pengatur
awal (advance organizer)
Pengatur awal dapat digunakan untuk
membantu mengaitkan konsep yang lama dengan konsep yang baru yang lebih tinggi
maknanya.
2. Diferensiasi
Progregsif
Dalam pembelajaran bermakna perlu ada
pengembangan dan kolaborasi konsep- konsep. Caranya unsure yang inklusif
diperkenalkan terlebih dahulu kemudian baru lebih mendetai
Ausubel (Dahar ,1989 :141) ada tiga kebaikan dari belajar bermakna yaitu :
Ausubel (Dahar ,1989 :141) ada tiga kebaikan dari belajar bermakna yaitu :
a. Informasi yang dipelajari secara
bermakna lebih lama dapat diingat,
b. Informasi yang dipelajari secara
bermakna memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip
c. Informasi yang dipelajari secara bermakna
mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa.
Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah “ belajar bermakna”.Ausubel selanjutnya
memberikan dua prasyarat untuk belajar menerima yang bermakna , yakni :
v Siswa
telah memiliki satu himpunan belajar bermakna.Artinya kondisi dan sikap siswa
telah siap untuk mengerjakan tugas belajar yang sesuai dengan tujuan mereka.
v Tugas
belajar yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan struktur kognitif siswa
, sehingga siswa dapat mengasimilasikan bahan baru tersebut secara
bermakna.Belajar bermakna terdahulu merupakan dasar atau penguat untuk belajar
baru,sehingga belajar baru dan retensi tidak menjadi belajar hafalan.
Ausubel
mengembangkan suatu cara yang disebut sebagai ”Advance Organizer” untuk
mengorientasikan siswa pada materi yang akan dipelajari dan membantu mereka
untuk mengingat kembali informasi – informasi yang berkaitan dan yang dapat
digunakan untuk membantu dalam menyatukan informasi – informasi baru yang akan
dipelajari.
Tahap
4.
Siswa
bekerja dengan contoh spesifik
Tahap
3.
Guru
memberikan contoh
Tahap
2.
Guru
menjelaskan istilah-istilah kunci
Tahap
1.
Advance
Organizer
|
Menurut Ausubel , paling sedikit terdapat tiga tujuan
yang dapat dicapai oleh advance organizer.Pertama, advance organizer memberikan
kerangka konseptual untuk belajar yang akan terjadi berikutnya.Kedua, advance
organizer dipilih secara seksama sehingga dapat menjadi penghubung antara simpanan informasi siswa
saat ini dan belajar yang baru.Ketiga berlaku sebagai jembatan antara struktur
kognitif lama dan struktur kognitif yang masih akan diperoleh.
Bila kita membandingkan teori Bruner dan teori Ausubel maka
terlihat bahwa peerbedaan utama yang nampak adalah pada penekanan cara belajar.
Bruner mnekankan pentingnya penemuan (discovery) sdangkan Ausubel menekankan
pada belajar penerimaan (reception). Kesamaan kedua teori ini diungkapkan oleh
Reilley dan Lewis sebagai berikut:
a.
Keduanya menekankan makna dan pemahaman,
meskipun menurut Bruner makna dan pemahaman tersebut harus ditemukan secara
induktif, sedangkan menurut Ausubel harus diasimilasi secara deduktif.
b.
Belajar materi/substansi tidak hanya
merupakan pengulangan secara verbatim. Apabila substansi diketahui maka materi
selanjutnya dapat ditransfer dan dipakai secara lebih luas.
c.
Keduanya menekankan adanya suatu
hubungan. Bruner menekankan bagaimana sesuatu yang dipelajari harus dihubungkan
dengan bahan-bahan lain dan bagaimana menemukan arti dalam hubungan tersebut.
Ausubel menekankan bahwa apa yang dipelajari harus dihubungkan dengan apa yang
telah ada di dalam struktur kognitif siswa.
d.
Keduanya menekankan pentingnya belajar
konsep dan prinsip.
e.
Keduanya berbicara tentang struktur.
Brunerr menekankan struktur disiplin imu, sedangakan Ausubel menekankan adanya
pengaturan materi ajaran di dalam struktur kognitif.
f.
Proses belajar harus dipelajari seperti
apa adanya didalam kehidupan sehari-hari dan tidak disederhanakan menjadi
eksperimen-eksperimen dengan situasi labolatorium.
g.
Keduanya merupakan teori kognitif yang
mempelajari proses-proses didalam pikiran dan tidak hanya apa yang terjadi di
dunia fisik yang bersifat eksternal.
h.
Kkeduanya menekankan akan pentingnya
bahasa sebagai dasar pikiran dan komunikasi, yang merupakan alat utama dalam
proses belajar.
i.
Keduanya setuju bahwa perlu perbaikan
pengajaran dengan tujuan pengajaran lebih bermakna.
Penutup
Jerome Bruner
dilahirkan dalam tahun 1915. Jerome Bruner, seorang ahli psikologi yang terkenal telah banyak
menyumbang dalam penulisan teori pembelajaran, proses pengajaran dan falsafah
pendidikan. Bruner juga membagi perkembnagan kognitif
anak atas tahap-tahap tertentu yakni : enaktif, ikolik, simbolik.Bruner menyimpulkan
bahwa
mata pelajaran dapat diajarkan secara efektif dalam bentuk intelektual yang
sesuai dengan tingkat perkembangan anak,serta untuk mengembangkan program
pengajaran yang lebih efektif adalah dengan mengoordinasikan model penyajian
bahan dengan cara di mana anak dapat mempelajari bahan itu sesuai dengan
tingkat kemajuan anak, dan guru harus memberikan kesempatan kepada muridnya
dalam menemukan arti bagi diri mereka sendiri dan mempelajari konsep-konsep di
dalam bahasa yang dimengerti oleh mereka.
Ausubel
mengemukakan bahwa belajar menerima dan belajar menemukan adalah dua hal yang
berbeda.Pada belajar menerima,isi pokok yang akan dipelajari diberikan kepada
siswa dalam bentuk catatan .Ausubel juga menjelaskan bahwa perbedaan antara
belajar hafalan dan belajar bermakna sering dicampuradukkan dengan perbedaan
antara belajar menerima dan belajar menemukan.
Dalam belajar penemuan, metode dan tujuan tidak
sepenuhnya beriring. Tujuan belajar bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan
saja. Tujuan belajar sepenuhnya ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu
cara yang dapat melatih kemampuan intelektual siswa dan merangsang
keingintahuan mereka dan memotivasi kemampuan mereka. Inilah yang dimaksud
dengan memperoleh pengetahuan melalui belajar penemuan.
Daftar
Pustaka
Ratumanan. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya:
Unesa University Press
Anonim.
Belajar dan Pembelajaran. (On
line).
1 comment:
nice tulisannnya
Post a Comment