BAB IV
1. Perbedaan
variabel diskrit dengan variabel kontinu
a. Variabel diskrit
Pada variable diskrit setiap harga variabel
terdapat nilai peluangnya, serta peluang diskrit terbentuk bilamana jumlah
semua peluang sama dengan satu. Ini dikatakan wajar karena setiap peristiwa
pasti memiliki nilai penjumlahan peluang sama dengan satu dari setiap kejadian
yang mungkin terjadi.
Variabel diskrit merupakan variable yang
nilainya dapat diperoleh dengan cara membilang ataupun menghitung. Variable
dari sampel yang diambil dari populasi ini bertujuan untuk mempermudah
pemahaman teori sampel dan pembahasan hipotesis pada pengujian selanjutnya
Variabel diskrit X
menentukan distribusi peluang apabila untuk nilai X= x1,x2,x3,…..,xn
terdapat peluang p(xi) = P(X=xi) ditulis
Ekspektasi sebuah
variable acak ditentukan oleh beberapa criteria, yaitu kita dapat menentukan
sebuah variable acak jika ada ekspektasinya. Rumus untuk mencari ekspektasi
atau nilai harap dari variable acak adalah sebagai berikut ;
= ekspektasi untuk variabel acak X dan penjumlahan dilakukan untuk semua harga
X yang mungkin serta merupakan rata-rata untuk variabel X
Contoh.
Pengamatan
yang dilakukan oleh seorang siswa memperlihatkan banyak kendaraan yang melewati
sekolahnya tiap menit mengikuti distribusi peluang adalah sebagai berikut;
Banyak
kendaraan
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
Peluang
|
0,01
|
0,07
|
0,12
|
0,21
|
0,11
|
0,19
|
0,24
|
0,05
|
Dengan menggunakan
rumus
Diperoleh
bahwa rata-rata tiap menit terdapat kendaraan yang melalui sekolahnya adalah sebanyak;
(0)(0,01)+(1)(0,07)+(2)(0,12)+(3)(0,21)+(4)(0,11)+(5)(0,19)+(6)(0,24)+(7)(0,05)=
(0)+(0,07)+(0,24)+(0,63)+(0,44)+(0,95)+(1,44)+(0,35)= 4,12
Atau
dapat dikatakan bahwa terdapat 412 kendaraan yang lewat didepan sekolahnya
setiap 100 menit.
b. Variable kontinu
Variabel kontinu merupakan kebbalikan
dari variable acak diskrit, jika pada variable acak diskrit nilainya didapat
dari atau diperoleh dengan cara menghitung atau membilang, pada Variabel acak
kontinu nilainya diperoleh dari atau diperoleh dengan cara mengukur.
Variabel kontinu biasanya digunakan
untuk menyatakan ukuran sebuah waktu dan hasil pengukuran. Jika X merupakan
nilai dari variable acak maka Variabel acak dikatakan sebagi variable acak
kontinu jika memiliki batas -~ < X < ~ dan memiliki batas-batas lain yang
ditentukan. Serta x merupakan nilai dari variable kontinu, maka kita akan
mempunyai fungsi identitas f(x) yang dapat menghasilkan nilai-nilai peluang
dari harga-harga x.
• Jika
X sebuah variabel kontinu, maka kita mempunyai fungsi identitas f(x) yang dapat
menghasilkan peluang untuk harga-harga x.
• Untuk
menentukan peluang X=x antara a dan b misalnya, maka dapat digunakan rumus
• Ekspektasi
untukVariabel kontinu X ditentukanoleh;
CONTOH.
Masa pakai sebuah alat
yang digunakan di laboratorium dinyatakan dengan X dan
dilukiskan oleh
fungsi dalam bulan dan
e=2,7183.
Tentukan peluang sebuah
alat demikian yang dapat dipakai selama
- Antara 3dan 3 ½ bulan,
- Lebih dari 3 bulan,
- Rata-rata masa pakainya.
SOLUSI
a.
Maka
Peluang
masa pakai alat antara 3 sampai 3 ½
adalah 0,0493
b.
Lebih dari 3 bulan
dengan
menganggap a=3 dan b = ~
maka,
Maka
dapat kita katakan bahwa peluang masa pakai alat lebih dari 3bulan adalah
sebesar 0,2231.
c.
Rata-rata masa pakainya
Karena , maka
Maka
rata-rata masa pakai alat itu adalah 2 bulan
2. Distribusi
probabilitas gelaja diskrit
Distribusi
probabilitas dari variabel diskrit (variabel yang cara memperolehnya dengan
cara menghitung atau membilang)
CONTOH.
Jika
dalam keluarga terdapat dua orang anak, apabila peluang kelahiran antara anak
wanita dan anak pria adalah sama, maka kemungkinan dari suatu keluarga memiliki
dua orang anak adalah:
1.
Anak pertama wanita, anak kedua juga
wanita (WW)
2.
Anak pertama wanita, tetapi anak kedua
pria (WP)
3.
Anak pertama pria, tetapi anak kedua
wanita (PW)
4.
Anak pertama pria, anak kedua juga pria
(PP)
Dengan
perbandingan WW : WP : PW : PP = 1:1:1:1, atau dinyatakan dalam bilangan-bilangan
probabilitas 0,25 : 0,25 : 0,25 : 0,25. jumlah seluruh probabilitasnya adalah 1
Jika
kombinasi WP dan PW disatukan dan diberikan simbul-simbul masing-masing p1,
p2, p3 untuk WW, WP dan PW, serta PP, maka perbandingan
probabilitasnya akan menjadi:
WW
atau 2W maka P1 = 0,25
WP
dan Pw atau 1W1P maka p2 = 0,25 + 0,25
PP
atau 2P maka P3 = 0,25
CONTOH 2.
Jika kita melakukan
pelemparan sebuah mata uang logam, maka diperoleh probabilitas p (muka G) =
p(muka A) = ½, jika dihitung banyaknya muka G yang nampak, maka muka A = 0 G
dan muka G – 1 G jika muka G diberi simbul x, maka muka untuk A dan G
masing-masing x = 0 dan x = 1. di dapat notasi baru p(x=0) =1/2 dan p(x=1) =1/2
Jika lemparan yang
dilakukan dengan menggunakan dua buah mata uang, maka peristiwa yang terjadi
adalah: GG, GA, AG, dan AA. Probabilitas dari kejadian tersebut adalah p(GG) =
p(GA) = p(AG) = p(AA) = ¼. Dalam bentuk tabel ditulis sebagai berikut:
Tabel
Distribusi Probabilitas Gejala Diskrit
X
|
P (X)
|
0
|
¼
|
1
|
½
|
2
|
1/4
|
Jumlah
|
1
|
Variabel acak diskrit
(X) menentukan distribusi peluang apabila untuk nilai x = x1, x2,
…,xn terdapat peluang p(x1) = p(x=x1),
sehingga:
Variabel acak diskrit
(X) menentukan distribusi peluang apabila untuk nilai X = x1,x2,x3,….,
xn terdapat peluang p(x1) = p(X= x1), sehingga
Jika ada probabilitasnya, ekspektasinya dapat dirumuskan dengan
H(X) =
ekspektasi variable acak X dan penjumlahan dilakukan untuk semua harga X yang
mungkin. H(X) merupakan rata-rata untuk variable acak X.
CONTOH.
Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa setiap jam frekuensi siswa yang meminjam buku sebuah
perpustakaan mengikuti distribusi probabilitas sebagai berikut.
Banyak siswa
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Probabilitas
|
0.02
|
0,04
|
0.05
|
0,08
|
0,07
|
0,03
|
0,01
|
•
Berapakah
probabilitas dalam satu jam paling sedikit ada 4 siswa yang keperpustakaan?
•
Berapakah
rata-rata siswa yang datang keperpustakaan tiap jam ?
SOLUSI.
•
Probabilitas
dalam satu jam paling sedikit ada 4 siswa yang datang keperpustakaan adalah =
1- 0,26 = 0,74.
•
Rata-rata
siswa yang datang keperpustakan tiap jam
= (0)(0,02)+(1)(0,04)+……..+(6)(0,01)=0,71
3. Perbedaan
distribusi binomial, multinomial, hipergeometrik, dan distribusi Poisson
a. Distribusi Binom
Selanjutnya lakukan percobaan sebanyak N
kali secara independen, X diantaranya
menghasilkan peristiwa A dan sisanya (N-X)
peristiwa
A ,
sehingga 1- π =
P(A).
Maka peluang terjadinya peristiwa A
sebanyak X = x kali di antara N adalah :
dengan x = 0,1,2,3,……,
N dan 0< π < 1
Dengan koefisien binom.
dengan
parameter
CONTOH.
Lakukan undian dengan
menggunakan 10 buah dadu homogen
sekaligus. Berapa peluang nampaknya mata 6 sebanyak 8 buah?
Kita tahu bahwa π = P (mata 6) = 1/6 dan dalam hal ini N
= 10, X = 8, dengan X berarti muka bermata enam yang nampak sebanyak 8 buah di sebelah atas. Maka:
Maka
b. Distribusi Multinomial
Distribusi multinomial merupakan perluasan dari
distribusi binomial, jika pada distribusi binomial hanya tertekan pada 2
pilihan atau 2 kemungkinan yang mungkin terjadi dari sebuah peristiwa maka pada
distribusi multinomial adalah banyak kemungkinan yang mungkin terjadi dari
sebuah peristiwa.
Sebuah eksperimen menghasilkan peristiwa-peristiwa E1, E2, ..., Ek
dengan peluang π1 =
P(E1), π2
=
P(E2),….., πk
=
P(Ek),
dengan
π1
+ π2
+ …..+ πK
=1.
Terhadap eksperimen ini dilakukan percobaan sebanyak N kali. Sehingga peluang akan terdapat x1 peristiwa E1, x2
peristiwa E2, ……, xk peristiwa Ek
di antara N, ditentukan oleh distribusi multinom yaitu:
Dengan
x1 + x1 +…..+ xk = N dan π1 + π2
+ …..+ πK
= 1,
sedang
0 < πi
< 1
i
= 1, 2, ……,k.
Ekspektasi
terjadinya tiap peristiwa E1,
E2 ,……., Ek dalam peristiwa
multinom, berturut-turut adalah:
Nπ1,
Nπ2,
….. Nπk
Sedangkan variansnya masing-masing:
Nπ1(1-
π1),
Nπ2(1-
π2),…..
Nπk(1-
πk).
CONTOH.
Sebuah kotak berisi 3
barang yang dihasilkan oleh mesin A, 4 oleh mesin B, dan 5 oleh mesin C.
Kecuali dikategorikan berdasarkan mesin, identitas lainnya mengenai barang tersebut sama.
Sebuah barang diambil secara acak dari kotak itu, identitas mesinnya dilihat,
lalu disimpan kembali ke dalam kotak. Tentukan peluang di antara 6 barang yang
diambil dengan jalan demikian didapat 1 dari mesin A, 2 dari mesin B, dan 3 dari
mesin C.
P(1 DARI
MESIN A DAN 2 DARI MESIN B DAN 3 DARI MESIN C)
c. Distribusi Hipergeometrik
Misalkan
ada sebuah populasi berukuran N diantaranya terdapat D buah termasuk kategori
tertentu. Dari populasi ini sebuah sampel acak diambil berukuran n. pertanyaan
yang timbul ialah: berapa peluang dalam sampel itu terdapat x buah termasuk
kategori tertentu itu?
Jawabannya
ditentukan oleh distribusi hipergeometrik di bawah ini:
dengan x = 0,
1, 2, …..n. dan Rata-rata distribusi hipergoemetrik adalah
μ = nD/N
CONTOH.
Kelompok
manusia terdiri atas 50 orang dan 3 di antaranya lahir pada tanggal 1 Januari.
Secara acak diambil 5 orang. Berapa peluangnya di antara 5 orang tadi:
a) Tidak
terdapat yang lahir tanggal 1 Januari?
SOLUSI
a) Ambil
x = banyak orang di antara n = 5 yang lahir pada tanggal 1 Januari. Maka dengan
N = 50, D = 3 memberikan
dengan
mensubtitusikan besaran-besaran yang terkandung didalamnya pada persamaan
tersebut maka akan diperoleh hasil sebagai berikut
d. Distribusi Poison
Untuk menentukan peluang sebuah peristiwa yang dalam area
kesempatan tertentu diharapkan terjadinya
sangat jarang. Distribusi poison biasanya sangat jarang digunakan,
mengingat peristiwa didalamnya adalah sangat kecil peluangnya untuk terjadi.
Misalnya, kemungkinan seorang artis jatuh cinta pada seorang pengemis atau
gelandangan, kemungkinan di pasar ada yang menjual seorang anak manusia, dan
kejadian-kejadian yang kecil peluang terjadinya.
Parameter yang digunakan pada distribusi
poison ini adalah
Variabel acak
diskrit dikatakan mempunyai distribudi poisson jika fungsi peluangnya
Berbentuk dengan Dengan X=0,1,2,3,…
e = sebuah
bilangan konstan
= 2,7183
λ = sebuah bilangan tetap
CONTOH.
Misalkan
rata-rata ada 1,4 orang buta huruf untuk setiap 100 orang. Sebuah sampel
berukuran 200 telah diambil.
Jika
x = banyak banyak buta huruf per 200 orang, maka untuk kita sekarang λ = 2,8. Peluang tidak terdapat buta
huruf adalah:
SOLUSI.
Sedangkan
peluang terdapatnya yang buta huruf sama dengan 1- 0,0608 = 0,9392
4. Distribusi
probabilitas gejala kontinu (distribusi normal, distribusi z, distribusi t,
distribusi chi kuadrat, distribusi F)
a. Distribusi normal
Distribusi
normal sering disebut distribusi Gauss, ini sesuai dengan nama dari orang yang
mempopulerkannya. Distribusi normal merupakan distribusi kontinu yang paling
sering digunakan pada statistic.
Jika
X merupakan distribusi kantinu dan memiliki harga batas -∞<x<∞ maka dapat
dikatakan variable acak kontinu X adalah berdistribusi normal.
Jika variabel acak kontinu X mempunyai fungsi densitas pada X=x dengan persamaan:
Dengan :
Л=nilai konstan yang bila ditulis hingga
4 desimal л=3,1416
e=bilangan
kostan, bila ditulis hingga 4 desimal e=2,7183
μ=parameter, ternyata meupakan rata-rata
untuk distribusi
σ=parameter, merupakan simpangan baku untuk distribusi
Distribusi
normal memiliki beberapa sifat, yakni antara lain.
·
grafiknya selalu ada di atas sumbu datar
x
·
bentuknya simetrik terhadap x=μ
·
mempunyai satu modus, jadi kurva
unimodal tercapai pada x=μ
sebesar
·
grafiknya mendekati (beramstitutkan)
sumbu sumbu dasar x dimulai dari x= μ+3σ ke kanan dan x= μ-3σ ke kiri
·
luas daerah grafik selalu sama dengan satu unit persegi ( satu satuan luas), ini
dikaitkan nilai maksimum peluang adalah 1.
Untuk tiap pasang μ dan σ sifat-sifat
selalu dipenuhi adalah sebagai berikut,
·
Bentuk kurva berbeda
·
σ
semakin besar maka kurva semakin rendah (platikurtik)
·
σ
semakin
kecil maka kurva semakin tinggi (leptokurtik)
Menenyukan peluang harga x antara a dan
b, yakni P(a<X<b)
Maka
b. Distribusi z
Distribusi
z sering disebut distribuusi normal baku. Dengan µ=0 dan Simpangan baku σ=0
Jika z merupakan nilai dari
distribusi acak kontinu, maka jika z memenuhi
-∞<z<∞
, dan z akan membentuk sebuah fungsi yang akan menentukan peluang dari nilai
distribusi normal baku z yaitu
Grafik yang terbentuk jika kita
menggunakan distribusi z atau distribusi normal baku adalah seagai berikut,
Ini terlihat sedikit
perbedaan jika kita menggunakan distribusi normal umum yakni,
Ini menggunakan rumus
LANGKAH-LANGKAH
MENCARI BAGIAN-BAGIAN LUAS DARI DISTRIBUSI NORMAL BAKU
·
Hitung z hingga 2 desimal
·
Gambarkan kurva seperti Gambar diatas
·
Letakkan harga z pada sumbu datar, lalu
tarik garis vertikal hingga memotong kurva
·
Seluruh luas=0 maka
Kurva
simetrik terhadap μ=0
·
Dari z di
kolom kiri maju ke kanan dan dari z di baris atas turun ke bawah, maka didapat
bilangan yang merupakan luas yang dicaridan ditulis dalam bentuk 4 desimal
·
Dalam daftar, daftar F, lampiran, cari
tempat pada z pada kolom paling kiri hanya hingga satu dsimal dan desimal
keduanyadicari pada baris paling atas
·
Luas daerah yang tertera dalam daftar
adalah luas daerah antara garis ini dengan garis tegak di titik nol
·
Luas titik garis tegak pada titik nol ke
kiri ataupun ke kanan adalah 0,5
CONTOH SOAL
- Rata-rata hasil ulangan fisika siswa kelas Xi SMA N X Singaraja adalah 64,42 dengan simpangan baku 10,83. jika rata-rata hasil belajar fisika siswa berdistribusi normal maka tentukan:
Berapa
persenkah jumlah siswa yang memiliki nilai
di atas 75?
Jawab:
Z=(75-64,42)/10,83=0,98
nilai
yang lebih dari 75, pada grafiknya ada di
sebelah kanan dengan z= 0,98.
Luas daerah ini= 0,5 – 0,3365 =0,1635
Jadi ada 16,35 % yang nilainya di atas 75
Beberapa bagian luas
untuk distribusi normal umum dengan rata-rata µdan simpangan bakuσ
Kira-kira 67,27 %dari
kasus ada dalam daerah1 simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu antara µσ dan µ+σ
Ada 95,45% dari kasus
terletak dalam daerah 2 simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu antara µ2σ dan
µ+2σ
Hampir 99,73% dari
kasus ada dalam daerah 3 simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu antara µ-3σ
dan µ+3σ
CONTOH 2.
Berat bayi yang baru
lahir rata-rata 3750 gram dengan simpangan baku 3,25. jika berat bayi
berdistribusi normal, maka tentukan ada :
- Berapa persen bayi yang beratnya <4500 gram?
- Berapa bayi yang berat antara 3500 gram dan 4500 gram, jika ada 10000 bayi?
- Berapa bayi yang beratnya lebih kecil atau sama dengan 4000 jika ada 10000 bayi?
- Berapa bayi yang beratnya 4250 jika semuanya ada 5000 bayi?
A)
Penyelesaian:
dengan X = berat bayi dalam gram,
µ= 3.750 gram, maka:
Dengan
transformasi rumus VIII untuk X = 4.500:
luas
daerah ini= 0,5-0,4896=0,0104
jadi
ada 1,04%dari bayi yang beratnyalebih dari 4.500 gram a)2,31
B. Dengan x=
3.500 dan x=4.5000
Z=2,31
luas daerah yang perlu=0,2794+0,489 = 0,7690
banyak bayi yang beratnya antara 3.500 gram dan 4.500 gram diperkirakan
2,31antara (0,7690)(10.000)=7.690
C.
Beratnya lebih kecil atau sama dengan
4000 gram, maka beratnya harus lebih kecil dari 4000,5 gram
Peluang
berat bayi ≤ 4000 gram=0,5+0,2794=0,7794
Banyak
bayi =(0,7794)x10000 = 7749
D. Berat 4,250 gram berarti berat antara 4249,5 gram dan 4250,5 gram.
Jadi untuk x=4249,5 dan x=4250,5 didapat
Luas daerah yang
perlu=0,4382-0,4370= 0,0012
Maka Banyak
bayi= (0,0012)(5000)=6
c. Distribusi t
Distribusi
t atau yang sering dikenal dengan distribusi student merupakan distribusi acak
kontinu yang memiliki rumus sebagai berikut, dan ini berlaku jika harga ‘t’ memenuhi ∞<t<∞ dan K merupakan
bilangan tetap yang besarnya bergantung pada ‘n’.
Bilangan
n-1 pada persamaan di penyebut tersebut menyatakan derajat kebebasan pada
distribusi tersebut, n-1 berarti distribusi tersebut kehilangan 1 derajat
kebebasannya.
• Mirip
grafik distribusi normal baku
• simetrik terhadap t = 0
• untuk
harga ‘n’ yang lebih
(n≥30),distribusi ‘t’ mendekati distribusi normal baku.
• Merupakan
grafik distribusi ‘t’ dengan dk=(n-1). Luas daerah yang diarsir = p dan
dibatasi paling kanan oleh tp, dimana nilai tp ini akan dicari menggunakan
daftar pasangan v dan p yang diberikan. V dalam hal ini adalah pengganti dk.
d. Distribusi Chi kuadrat
Distribusi
Chi kuadrat atau yang sering disebut distribusi chi square merupakan distribusi
acak kontinu yang memiliki persamaan dan cirri seperti berikut.
Dengan U = X2
Harga u>0
V= drajat kebebasan
K=bilangan tetap
yang bergantung pada v
Luas daerah di bawah
kurva sama dengan satu satuan luas e=2,7183
Bentuk grafik
distribusi chi square
merupakan kurva distribusi chi-square dengan
derajat kebebasan =v
Merupakan kurva
positif, yaitu miring ke kanan. Jika derajat kebebasan ‘v’ makin besar, maka
kemiringan kurva makin berkurang.
Daftar H berisikan harga-harga X2 untuk pasangan dk dan peluang p yang
besarnya tertentu. Peluang p terdapat pada baris paling atas dan dk (v )
ada pada kolom paling kiri.
Luas daerah arsir sama dengan peluang p, yaitu luas dari Xp2
ke
sebelah kiri.
Contoh penggunaan distribusi chi-square
Gambar dibawah adalah
grafik distribusi χ2
dengan derajat kebebasan 9
Apa bila luas daerah di
sebelah kanan sama dengan 0,05 maka Χ2
= 16,9. ini diperoleh dari dk = 9 dan 0,95
Dan Apa bila luas
daerah di sebelah kiri sama dengan 0,025 maka Χ2 = 27,0. ini diperoleh dari dk = 9 dan 0,025
Ini didapatkan dengan
cara melihat atau bantuan dari daftar h.
e. Distribusi F
Distribusi
F merupakan distribusi acak kontinu yang memiliki persamaan seperti berikut
F>0, K= bilangan
tetap yang harganya bergantung pada v1 dan v2 V2=
dk penyebut
Dari persamaaan diatas
jelas kita lihat bahwa distribusi F kehilangan 2 derajat kebebasannya, maka
distribusi F dapat kita katakana memiliki dk = 2
Untuk tiap pasang dk, v1,
v2, Daftar berisikan harga F dengan kedua luas daerah (0,010 atau
(0,05)
Untuk tiap dk=v2, daftar
terdiri atas 2 baris, yang atas untuk peluang p=0,05 dan yang bawah untuk
p=0,01
CONTOH
Untuk pasangan derajat
kebebasan v1= 24 dan v2= 8, ditulis juga (v1,v2)=(24,8)
maka untuk p=0,05 didapat F=3,12 sedangkan p=0,01 didapat F=5,28
Ini didapat dengan
jalan mencari 24 pada baris atas dan 8 pada kolom kiri. Jika dari 24 turun dan
dari 8 ke kanan, maka didapat bilangan tsb. Yang ata untuk p=0,05 dan yang
bawahnya untuk p=0,01
Notasi lengkap untuk
nilai F dari daftar distribusi F dengan peluang p dan dk= (v1,v2) adalah Fp(v1,v2)
Sehingga kita dapatkan
F0,05(24,8)
= 3,12 dan F0,01(24,8)=5,28
Perhatikan antara p dan
(1-p) dan pertukaran antara derajat kebebasan (v1,v2) menjadi (v2,v1)
Contoh:
Telah didapat F0,05(24,8)=3,12
Maka F0,05(24,8)=
Contoh
menentukan distribusi F
Misalnya
untuk pasangan derajat kebebasan v1 = 24 v2 = 8
ditulis
(v1v2) = (24,8) maka untuk p = 0,05 diperoleh F = 3,12.
Untuk
p = 0,01 diperoleh F = 3,12. Hasil F diperoleh berdasarkan daftar I
Meskipun
daftar yang diberikan hanya untuk peluang p = 0,01
Dan
p = 0,05, namun sebenarnya masih bisa diperoleh nilai-nilai F dengan peluang
0,99 dan 0,95 yaitu dengan hubungan:
1 comment:
Halo :)
bahannya bagus tapi sayang kok ad rumus yg tidak tertampil ya?kira2 dmna bisa dpet yg ga cacat?
Post a Comment